Kamis, 09 Mei 2013

Usaha Dakwah


Beberapa hari kebelakang penuh dengan kegiatan keagamaan. Ada beberapa hal yang menarik.
Setelah membaca buku umat Akhir Zaman yang disusun oleh Abu Ilyasa, semoga Allah swt. memuliakan beliau sesuai dengan tingkat pengorbanannya.Dan membaca Tafsir Surat Fathir 32 Juz 22 Kar Buya Hamka, semoga Allah swt melapangkan Kubur beliau dan memasukkan kedalam surga-Nya,Amin.

Inilah yang terpikir dikepala yang membuat mata tidak mau tidur dan jari jemari menekan tut keyboard.
Apa itu ? Yang terpikir sekilas, bahwa Salafi kurang memahami Alquran, sibuk dengan Hadits Daif, Hadits palsu, kajian kajian Ilmu dsbnya.

Ulama Salafi dibanding Ulama Tabligh kok lebih cerdas ulama Tabligh Ya..?
Astagfirullahal azim…. Astagfirullahal azim…. Astagfirullahal azim…. !
Saya yang lemah dan jahil ini kok sampai melihat sejauh itu ya…hanya karena membaca satu Ayat Alquran Surat Fathir 32. Apakah Ulama Salafi dan jemaahnya Salafi tidak memahaminya atau yang memahami tidak meluruskan yang salah ? Takut melawan Guru ngkali…! Biasa…., kode etikkah..?

Kepada Jemaah Tabligh kok lancar “bahasa“ nya. He..he..

Kamu itu saudara saya…, Salafi itu saudaranya Tabligh. Kita sama sama umat Nabi, pewaris kerja Kenabian. Saya orang jahil antum orang berilmu. Coba baca surat Fathir 32 tsb , bagaimana antum menafsirkannya.

QS 35:32 Kemudian Kitab itu (AlQur’an) Kami wariskan kepada orang-orang yang <b>Kami pilih</b> di antara hamba-hamba Kami, (Yaitu) di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri (dzalim) dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan[1260] dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.

Umat ini diwariskan Al Quran untuk disebar luaskan / didakwahkan. Anehnya yang mewarisi kerja Dakwah itu semua umat diakhir zaman yang terpilih dan Alquran menggambarkan pembagiannya sbb : (3 Kelompok). <b>Orang Dzalim,</b> (mantan penjahat, preman, koruptor dsb) <b>Orang yang ragu ragu / pertengahan</b> (Terkadang melakukan kebaikan terkadang melakukan kejahatan) dan <b>Orang yang selalu bersegera dalam kebaikan</b> ( Orang orang sholeh, Ulama, berilmu  dsbnya).

Gambaran seperti itu terlihat dalam kehidupan sahabat dimana mayoritas sahabat adalah orang orang dzalim (bodoh, kasar) dimasa Jahiliyahnya, tetapi setelah mereka Dakwah Allah perbaiki akhlak mereka

Nah yang jadi pertaanyaan kenapa orang Salafi yang menyandarkan manhajnya kepada manhaj salaf (manhaj Rasulullah dan sahabat) tidak memahami pembagian penerima warisan ini ? Atau pekerja dakwah ini ? Ataukah Salafi tidak terpilih ?  Wah…..banyak pertanyaan nih. Bukankah dahulu para sahabat itu bercampur antara orang orang dzalim (kasar, bodoh) dan orang orang berilmu ? Plus orang pertengaahan ? Adakah orang orang yang berilmu Dallam kelompok sahabat Nabi menghujat orang orang yang dzalim? “ Kamu bodoh jangan ikut dakwah nanti sesat orang oleh mu”

Kenapa ada oyang mengaku manhaj salaf sekarang ini lalu menhujat saudaranya yang dzalim (bodoh) berdakwah ? Padahal ia Umat terpilih sebagai Penerima warisan Nabi ? Tak sukakah kita ? Tak sukanya karena kita tidak satu kelompok sebagai penerima pewariskah ? Atau sebagai sesama pendakwah ? Kalau kita sama sama pewaris tentu antum tak perlu menghujat ana yang jahil ini seperti surat Fathir 32?

Antun sibuk kajian ilmu….Bedah buku ini buku itu…, lalu bedah lagi . Sibuk dengan ilmu. Kapan diamalkan ilmunya. Semntara antum membenci ahlul bid’ah, membenci orang dzalim dan bodoh.
Antum memisahkan diri padahal orang dzalim, bodoh dan ahlul bid’ah mengharapkan uluran ilmu yang dimiliki. Disaat itulah (Dakwah) ilmu antum tersalurkan, teramalkan. Bukan sibuk memamerkan kepintaran ilmu Lalu bergema gema kata kata neraka….. Neraka….neraka…. karena echo disiaran radio.
Padahal Allah tak suka didikte oleh Hambanya, neraka milik Allah, amalan sesorang gampang bagi Allah melenyapkan, yang kita bilang ahlul bid’ah masuk neraka bagi Allah bisa saja di masukkan kedalam Surga. Apa antum protes ?

Semoga ini menjadi bahan pemikiran yang sangat jauh bagi kita semua….., mohon maaf.

Yang benar Allah dan Rasul-Nya, yang salah pasti saya pribadi.
Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji untuk-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Engkau, saya meminta ampunan dan bertaubat kepada-Mu.

Ijtima' 15 kawasan.di Indonesia thn 2013



Tahun 2013
Jakarta 17-19 mei,
Jayapura 20-22,
Makasar 23-25,
Ternate 26,28,
Palu 29,31.
Lombok 01,03jun.
Pontianak 04,06jun.
Kalsel 07,09 juni.
Lampung 10,12
Medan 13,15.
Palembang 16,18.
Semarang 19,21 juni ,
 Jatim 22,24,
Jambi 25,27 juni,
Tanjung Pinang 28,30 juni. 

La ilaha illallah


Satu lagi situs salafi wahabi yang tidak mau menerima kebenaran :

4. Ada juga yang menafsirkan “Laa ilaaha illallah” dengan “Tiada Tuhan melainkan Tuhan”. Ini merupakan tafsiran Nurchalis Majid yang sesat yang menyesatkan. Nurchalis Majid ini satu sekte dengan Ulil Abshar, yaitu sekte JIL (Jaringan Iblis).

5. Ada juga yang menafsirkan “Laa ilaaha illallah” dengan mengatakan “Laa ilaaha illallah” adalah “mengeluarkan kebesaran makhluk kemudian memasukkan kebesaran Allah” sebagaimana yang kami dengar dari anggota jama’ah tabligh. Tidak didapatkan pada kitab aqidah penjelasan makna seperti ini. Dari manakah anggota jama’ah tabligh memperoleh tafsiran seperti ini?! Apakah berasal dari kebodohan mereka?!
-------------
Yang benar itu seperti ini kalimatnya.
-       Ada juga yang menafsirkan “Laa ilaaha illallah” dengan  “mengeluarkan kebesaran makhluk kemudian memasukkan kebesaran Allah” dan arti “Laa ilaaha illallah” adalah “ Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah”.

Anda membalikkan fakta kebenaran.dengan mengatakan berbeda antara tafsir  menjadi arti
Ternyata anda yang salah memahami..
-------------
“ Siapa saja ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 256).

Kemudian sekaligus tulisan ini sebagai jawaban atau tanggapan terhadap situs situs salafi yang berani menghujat atau memfitnah tetapi tidak berani menerima tanggapan dari pembaca yang meluruskan fitnahnya. Mereka menerima tanggapan pembaca yang sesuai keinginan mereka saja, yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan mereka langsung dihapus atau tidak diterima. Beda dengan situs sekarang ini, tulisan siapapun diterima walaupun bersembunyi dibalik nama anonim.. Oleh karena itu, ini sebagai himbauan apabila ada situs situs menjelekkan sebuah kelompok atau golongan atau firkah dan mereka tidak menerima komentar, atau menerima komentar hanya yang disukainya saja maka anda perlu waspada dan belum perlu mempercayai keterangan yang ada dalam situs tersebut. Ingat akan adanya kelompok yang ingin memecah belah umat islam, atau ingin mengkafirkan aqidah anda.

Belajarlah dewasa, Khusus untuk daerah minang yang saaat sekarang ini sedang diobok obok wahabi yang berniat memecah belah umat islam dengan mengatakan dirinya dibalik kalimat Manhaj Salaf. lalu menghubungkan dengan manhaj salaf yang sebenarnya.”Siapa yang keluar dari manhaj salaf (manhaj Rasulullah dan sahabatnya), maka ia berada dalam kesesatan.” Siapa yang ingin keluar dari manhaj salaf. Tetapi ,manhaj salaf tidaklah bersikap seperti mereka. Rasulullah tidak membenci Pamannya walaupun pamannya kafir ( Tidak mengatakan sesat, sesat berarti kafir, kafir tempatnya neraka…! masyaallah)

Saya mendengar bayan subuh saat Jur Pelajar dan Mahasiswa. Beliau membacakan sebuah Hadits Muslim. Keterangannya sbb: Ada orang yang merasa ibadahnya / agamanya telah sempurna lalu menghujat sdrnya dengan kata kata masuk neraka. Bid’ah masuk neraka. Kafir masuk Neraka..! Maka Allah menjawab dalam ayat Qudsi, bahwa bagi Allah mudah saja untuk menghapuskan semua amal kebajikan seorang Muslim. Kemudian Allah mampu memasukkan orang yang dianggap masuk Neraka kedalam Surga atau sebaliknya. Kita seakan akan tidak paham dengan Hak prerogative Allah. Kita seakan mendikte keputusan Allah. Dan kita sebagai hamba-Nya tidak pula boleh bersembunyi dibalik kata kata ini.  Seperti mejawab saat seseorang yang mengajak kita untuk beramar makruf nahi munkar “ Masalah Surga atau Neraka itu urusan Allah, mau beribadah atau tidak itu bukan urusanmu” Astagfirullahal azim.

“Jan mangecek juo anglai….Kok indak dek hasil kadaiko, indak batuka peci hitam jo kupiah putiahko do” Sambil membantingkan kupiah putiahnyo ka ateh meja. Astagfirullahal azim.

Kebesaran makhluk (Kedai) telah bersarang didalam hatinya. Berapa banyak sekarang ini kebesaran kebesaran makluk yang masuk kedalam hati manusia. Kebesana Kedai, Toko, PNS, Sawit, Abu Semen, Cevron, Karyawan, rumah petak dsbnya dsbnya. Yang akan menyeret kedalam kemusyrikan. Bagaimana mengeluarkan kebesaran makhluk tersebut dan memasukkan hanya kebesaran Allah kedalam qalbu ini. Yang memberi rezki adalah Allah , Alhamdulillah dengan hasil kedai ini saya diberi kesempatan oleh Allah swt untuk menunaikan ibadah haji. Kita menafikan Kebesaran Makluk dan menisbatkan hanya kepada Allah swt saja. Tanpa kedai atau selain kedaipun Allah mampu memberangkatkan Haji sesorang. Inilah Iman yang lurus dan benar.

Coba saya ingin bertanya kepada anda bagaimana cara mengeluarkan kebesaran mahkluk yang sudah bersarang didalam hati hati mereka, kalau tidak dikeluarkan dari sekarang dan memasukkan kebesaran Allah kedalam hatinya, apabila ia akan meninggal akan terbawa bawa.

Disaat seseorang baru akan hilang dari biusnya “ Yuang….. ma…amak ang…yuang..” Itu kalimat yang yang keluar dan diulang ulang beberapa kali. Ternyata Kebesaran makhluk yang bernama Istripun bisa masuk kedalam Hati manusia. Kebesaran makluk yang bernama Salafi bisa juga nggak masuk kedalam hati ? “ Mantab yo….. pangajiannya… orang orang kayo se nan datang…urang urang baoto se..”, 

Hati hatilah wahai saudaraku….

Wahai orang orang sumbar dari tempat anda dahulunya banyak orang orang pintar dan bijaksana bermunculan, seleksilah kebenarannya dengan menanyakan kepada para ulama dan jangan menelan mentah mentah. Sumbar sedang diobok obok oleh wahabi. Baik dengan tulisan ataupun siaran radio.

Sepikan diri / hati sesaat dari ustadz ustadz yang berkarakter negative.
Waspada dan selektif adalah sikap yang mulia.