Beberapa hari kebelakang penuh dengan
kegiatan keagamaan. Ada beberapa hal yang menarik.
Setelah membaca buku umat Akhir Zaman
yang disusun oleh Abu Ilyasa, semoga Allah swt. memuliakan beliau sesuai dengan
tingkat pengorbanannya.Dan membaca Tafsir Surat Fathir 32 Juz 22 Kar Buya
Hamka, semoga Allah swt melapangkan Kubur beliau dan memasukkan kedalam
surga-Nya,Amin.
Inilah yang terpikir dikepala yang
membuat mata tidak mau tidur dan jari jemari menekan tut keyboard.
Apa itu ? Yang terpikir sekilas, bahwa
Salafi kurang memahami Alquran, sibuk dengan Hadits Daif, Hadits palsu, kajian
kajian Ilmu dsbnya.
Ulama Salafi dibanding Ulama Tabligh kok
lebih cerdas ulama Tabligh Ya..?
Astagfirullahal azim…. Astagfirullahal
azim…. Astagfirullahal azim…. !
Saya yang lemah dan jahil ini kok sampai
melihat sejauh itu ya…hanya karena membaca satu Ayat Alquran Surat Fathir 32.
Apakah Ulama Salafi dan jemaahnya Salafi tidak memahaminya atau yang memahami
tidak meluruskan yang salah ? Takut melawan Guru ngkali…! Biasa…., kode
etikkah..?
Kepada Jemaah Tabligh kok lancar “bahasa“
nya. He..he..
Kamu itu saudara saya…, Salafi itu
saudaranya Tabligh. Kita sama sama umat Nabi, pewaris kerja Kenabian. Saya
orang jahil antum orang berilmu. Coba baca surat Fathir 32 tsb , bagaimana
antum menafsirkannya.
QS 35:32 Kemudian Kitab itu (AlQur’an)
Kami wariskan kepada orang-orang yang <b>Kami pilih</b> di antara
hamba-hamba Kami, (Yaitu) di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka
sendiri (dzalim) dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka
ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan[1260] dengan izin Allah. Yang
demikian itu adalah karunia yang amat besar.
Umat ini diwariskan Al Quran untuk
disebar luaskan / didakwahkan. Anehnya yang mewarisi kerja Dakwah itu semua
umat diakhir zaman yang terpilih dan Alquran menggambarkan pembagiannya sbb : (3
Kelompok). <b>Orang Dzalim,</b> (mantan penjahat, preman, koruptor
dsb) <b>Orang yang ragu ragu / pertengahan</b> (Terkadang melakukan
kebaikan terkadang melakukan kejahatan) dan <b>Orang yang selalu
bersegera dalam kebaikan</b> ( Orang orang sholeh, Ulama, berilmu dsbnya).
Gambaran seperti itu terlihat dalam
kehidupan sahabat dimana mayoritas sahabat adalah orang orang dzalim (bodoh,
kasar) dimasa Jahiliyahnya, tetapi setelah mereka Dakwah Allah perbaiki akhlak
mereka
Nah yang jadi pertaanyaan kenapa orang
Salafi yang menyandarkan manhajnya kepada manhaj salaf (manhaj Rasulullah dan
sahabat) tidak memahami pembagian penerima warisan ini ? Atau pekerja dakwah
ini ? Ataukah Salafi tidak terpilih ?
Wah…..banyak pertanyaan nih. Bukankah dahulu para sahabat itu bercampur
antara orang orang dzalim (kasar, bodoh) dan orang orang berilmu ? Plus orang
pertengaahan ? Adakah orang orang yang berilmu Dallam kelompok sahabat Nabi
menghujat orang orang yang dzalim? “ Kamu bodoh jangan ikut dakwah nanti sesat
orang oleh mu”
Kenapa ada oyang mengaku manhaj salaf
sekarang ini lalu menhujat saudaranya yang dzalim (bodoh) berdakwah ? Padahal
ia Umat terpilih sebagai Penerima warisan Nabi ? Tak sukakah kita ? Tak sukanya
karena kita tidak satu kelompok sebagai penerima pewariskah ? Atau sebagai
sesama pendakwah ? Kalau kita sama sama pewaris tentu antum tak perlu menghujat
ana yang jahil ini seperti surat Fathir 32?
Antun sibuk kajian ilmu….Bedah buku ini
buku itu…, lalu bedah lagi . Sibuk dengan ilmu. Kapan diamalkan ilmunya.
Semntara antum membenci ahlul bid’ah, membenci orang dzalim dan bodoh.
Antum memisahkan diri padahal orang
dzalim, bodoh dan ahlul bid’ah mengharapkan uluran ilmu yang dimiliki. Disaat
itulah (Dakwah) ilmu antum tersalurkan, teramalkan. Bukan sibuk memamerkan
kepintaran ilmu Lalu bergema gema kata kata neraka….. Neraka….neraka…. karena
echo disiaran radio.
Padahal Allah tak suka didikte oleh
Hambanya, neraka milik Allah, amalan sesorang gampang bagi Allah melenyapkan,
yang kita bilang ahlul bid’ah masuk neraka bagi Allah bisa saja di masukkan
kedalam Surga. Apa antum protes ?
Semoga ini menjadi bahan pemikiran yang
sangat jauh bagi kita semua….., mohon maaf.
Yang benar Allah dan Rasul-Nya, yang
salah pasti saya pribadi.
Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji
untuk-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Engkau,
saya meminta ampunan dan bertaubat kepada-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar